Gombloh (lahir di Jombang, Jawa Timur, 14 Juli 1948
– meninggal di Surabaya, Jawa Timur, 9 Januari 1988 pada umur 39
tahun) adalah seorang penyanyi Indonesia. Ia dilahirkan dengan nama
asli Soedjarwoto Soemarsono di Jombang sebagai anak
ke-4 dari enam bersaudara dalam keluarga Slamet dan Tatoekah. Slamet
adalah seorang pedagang kecil yang hidup dari menjual ayam potong di
pasar tradisional di kota mereka.
Sebagai keluarga sederhana, Slamet sangat berharap agar anak-anaknya dapat bersekolah setinggi mungkin hingga memiliki kehidupan yang lebih baik.
Gombloh adalah pencipta lagu balada sejati. Kerja samanya dengan Leo Kristi dan Franky Sahilatua di kelompok “Lemon Trees” membuatnya dekat dengan gaya orchestral rock.
Kehidupan sehari-hari rakyat kecil banyak digambarkan dalam lagu-lagunya, seperti Doa Seorang Pelacur, Kilang-Kilang, Poligami Poligami, Nyanyi Anak Seorang Pencuri, Selamat Pagi Kotaku. Sebagaimana penyanyi balada semasanya, seperti Iwan Fals dan Ebiet G. Ade, Gombloh juga tergerak menulis lagu tentang (kerusakan) alam. Lagu-lagu cintanya cenderung “nyeleneh”, sama seperti karya Iwan Fals atau Doel Sumbang, misalnya Lepen (“got” dalam bahasa Jawa, tetapi di sini adalah singkatan dari “lelucon pendek”).
Namun ciri khasnya adalah dari lagu-lagu ciptaannya yang bertema nasionalis, seperti Dewa Ruci, Gugur Bunga, Gaung Mojokerto-Surabaya, Indonesia Kami, Indonesiaku, Indonesiamu, Pesan Buat Negeriku, dan BK, lagu yang bertutur tentang Bung Karno, sang proklamator. Lagunya Kebyar Kebyar banyak dinyanyikan di masa perjuangan menuntut Reformasi.
Ia pernah pula merilis album berbahasa Jawa dengan interpretasinya yang progresif berjudul “Sekar Mayang”. Sampai sekarang, rintisannya ini belum pernah diikuti oleh musisi lainnya. Hong Wilaheng, salah satu lagu berbahasa Jawa dari album “Berita Cuaca”, mendapat pengaruh kuat dari gaya bernyanyi Leo Kristi dan liriknya diambil dari Serat Wedhatama.
Lagu-lagu karya Gombloh sempat diangkat dalam penelitian Martin Hatch seorang peneliti dari Universitas Cornell dan ditulis sebagai karya ilmiah yang berjudul “Social Criticsm in the Songs of 1980’s Indonesian Pop Country Singers”, yang dibawakan dalam seminar musik The Society of Ethnomusicology di Toronto, Kanada pada 2000.
1. Gombloh – Kugadaikan cintaku
2. Gombloh – Skala
3. Gombloh – Gugur – gugur bunga
4. Gombloh – Berita cuaca
5. Gombloh – Apel
6. Gombloh- Gadisku
7. Gombloh – Gila
8. Gombloh – Hitam putih
9. Gombloh – Apa kabar kotaku
10. Gombloh – Kebyar – kebyar
11. Gombloh – Madu & racun
12. Gombloh – Kami anak negeri ini
Sebagai keluarga sederhana, Slamet sangat berharap agar anak-anaknya dapat bersekolah setinggi mungkin hingga memiliki kehidupan yang lebih baik.
Gombloh adalah pencipta lagu balada sejati. Kerja samanya dengan Leo Kristi dan Franky Sahilatua di kelompok “Lemon Trees” membuatnya dekat dengan gaya orchestral rock.
Kehidupan sehari-hari rakyat kecil banyak digambarkan dalam lagu-lagunya, seperti Doa Seorang Pelacur, Kilang-Kilang, Poligami Poligami, Nyanyi Anak Seorang Pencuri, Selamat Pagi Kotaku. Sebagaimana penyanyi balada semasanya, seperti Iwan Fals dan Ebiet G. Ade, Gombloh juga tergerak menulis lagu tentang (kerusakan) alam. Lagu-lagu cintanya cenderung “nyeleneh”, sama seperti karya Iwan Fals atau Doel Sumbang, misalnya Lepen (“got” dalam bahasa Jawa, tetapi di sini adalah singkatan dari “lelucon pendek”).
Namun ciri khasnya adalah dari lagu-lagu ciptaannya yang bertema nasionalis, seperti Dewa Ruci, Gugur Bunga, Gaung Mojokerto-Surabaya, Indonesia Kami, Indonesiaku, Indonesiamu, Pesan Buat Negeriku, dan BK, lagu yang bertutur tentang Bung Karno, sang proklamator. Lagunya Kebyar Kebyar banyak dinyanyikan di masa perjuangan menuntut Reformasi.
Ia pernah pula merilis album berbahasa Jawa dengan interpretasinya yang progresif berjudul “Sekar Mayang”. Sampai sekarang, rintisannya ini belum pernah diikuti oleh musisi lainnya. Hong Wilaheng, salah satu lagu berbahasa Jawa dari album “Berita Cuaca”, mendapat pengaruh kuat dari gaya bernyanyi Leo Kristi dan liriknya diambil dari Serat Wedhatama.
Lagu-lagu karya Gombloh sempat diangkat dalam penelitian Martin Hatch seorang peneliti dari Universitas Cornell dan ditulis sebagai karya ilmiah yang berjudul “Social Criticsm in the Songs of 1980’s Indonesian Pop Country Singers”, yang dibawakan dalam seminar musik The Society of Ethnomusicology di Toronto, Kanada pada 2000.
1. Gombloh – Kugadaikan cintaku
2. Gombloh – Skala
3. Gombloh – Gugur – gugur bunga
4. Gombloh – Berita cuaca
5. Gombloh – Apel
6. Gombloh- Gadisku
7. Gombloh – Gila
8. Gombloh – Hitam putih
9. Gombloh – Apa kabar kotaku
10. Gombloh – Kebyar – kebyar
11. Gombloh – Madu & racun
12. Gombloh – Kami anak negeri ini
0 komentar:
Posting Komentar