- Tema :
Perjalanan Hidup
- Alur :
Maju
- Pengenalan :
- Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan
beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya.
Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.(Pada paragraph 1)
- Muncul Konflik :
- Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah
sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi
Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.(Pada paragraph 7)
- Ketegangan :
- Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati
Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu
disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
- Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu,
Negeri Puspa Sari musnah terbakar.(Paragraf 10)
- Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma
berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk
dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah
dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu
oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada
akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang
Mengurai.(Paragraf 11)
- Penyelesaian :
- Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang
telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali
Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu
kala.Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian
dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani). (Paragraf 15)
- Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang
bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya
itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.
(Paragraf 16)
- Penokohan : a.
Protagonis : Maharaja Indra
Angkasa
- Maharaja Indera Angkasa (Si Miskin) : Sabar, adil,
pemurah, mudah
- Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah
sehingga memasyhurkan kerajaan Puspa Sari….(Paragraf 7)
- Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati
Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu
disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
- Tuan Putri Ratna Dewi : Baik, penyayang
- Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya
yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan
diasuhnya dengan penuh kasih saying.
- Maharaja Indera Dewa (raja Antah Berantah) : Iri
hati, jahat, licik.
- ...menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di
negeri Antah Berantah.
- Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para
ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak
hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagiorangtuanya. (Paragraf 8)
- Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati
Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu
disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
- Marakarmah : Patuh pada orangtua, bijaksana.
- Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati
Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu
disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
- Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang
telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali
Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu
kala.Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian
dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani). (Paragraf 15)
- Cahaya Chairani : Baik hati
- Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai,
dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan
tali-tali dan diajaknya pulang. (Paragraf 12)
- Nenek Kebayan : Baik hati, penolong, penyayang.
- Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek
Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi
karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat
keluar dengan tak bercela. (Paragraf 12)
- Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan
yang kehidupannya berjual bunga. (Paragraf 13)
- Nahkoda kapal : Jahat
- Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani,
maka didorongnya Marakarmah ke laut…. (Paragraf 12)
- Setting Tempat :
- ..... dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu
berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah
pemerintahan Maharaja Indera Dewa. (Paragraf 2)
- Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma
berlindung di bawah pohon beringin. (Paragraf 11)
- Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari
rezeki.(Paragraf 2)
- Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam
dan makanan-makanan yang lain. (Paragraf 4)
- Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan
yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera
Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi
nama Puspa Sari.(Paragraf 6)
- Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut
dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani
(anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. (Paragraf 12)
- Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai,
dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan
tali-tali dan diajaknya pulang. (Paragraf 12)
- Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari
tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal
itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut….(Paragraf
12)
- Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang
bernama Maharaja Malai Kisna
di Mercu Indera dan
menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi
r aja di Palinggam Cahaya.
(Paragraf 16)
- Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh
penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga
bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. (Paragraf 2)
- Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal
dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon
mempelam.(Paragraf 4)
- Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri,
Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut.(Paragraf
11)
- Setelah genap bulannya kandungan itu, lahirlah anaknya
yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan
diasuhnya dengan penuh kasih saying.(Paragraf 5)
- Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak
sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas
yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir
Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si
Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama
Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama
kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila
Kesuma.(Paragraf 6)
- Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu
dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya
berjalan mencari rezeki. (Paragraf 2)
- Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari
rezeki. Demikian seterusnya.(paragraf 2)
- Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta
permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah
sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.(Pada paragraph 1)
- Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan
makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya
untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin
menjadi-jadi menangisnya.(Paragraf 3)
- . Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah
mempelam itu. (Paragraf 3)
- Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak
sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas
yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya.
(paragraf 6)
- Nilai Moral
- Nilai Budaya
- Nilai Sosial
- Nilai Relligius
- Nilai Pendidikan
- Latar belakang penulis :
- Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati
Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu
disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(paragraf 9)
- Seseorang yang sangat miskin, akan diusir dan dibenci
masyarakat
- Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh
penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga
bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya (paragraf 2)
- Jaman dahulu, jika ada pencuri, maka akan dikeroyok
warga
- Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri,
Marakarmah dipukuli orang banyak,(paragraf 11)